Rabu, 26 Januari 2011

Banyak Jalan Kebaikan

Dari Abu Zar pula, bahwasanya orang-orang sama berkata: "Ya Rasulullah, orang-orang yang kaya raya sama pergi dengan membawa pahala yang banyak -karena banyak pula amalannya. Mereka itu bershalat sebagaimana kita juga bershalat, mereka berpuasa sebagaimana kita juga berpuasa, tambahan lagi mereka dapat bersedekah dengan kelebihan harta-harta mereka. Rasulullah s.a.w. bersabda: "Bukankah Allah telah menjadikan untukmu semua sesuatu yang dapat engkau semua gunakan sebagai sedekah. Sesungguhnya dalam setiap tasbih adalah merupakan sedekah, setiap takbir merupakan sedekah, setiap tahmid merupakan sedekah, setiap tahlil merupakan sedekah, memerintahkan kebaikan juga sedekah, melarang kemungkaran itupun sedekah pula dan bahkan dalam bersetubuhnya seorang dari engkau semua itupun sedekah." Para sahabat berkata: "Ya Rasulullah apakah seorang dari kita yang mendatangi syahwatnya itu juga memperoleh pahala?" Beliau s.a.w. bersabda: "Adakah engkau semua mengerti, bagaimana jikalau syahwat itu diletakkannya dalam sesuatu yang haram, adakah orang itu memperoleh dosa? Maka demikian itu pulalah jikalau ia meletakkan syahwatnya itu dalam hal yang dihalalkan, iapun memperoleh pahala." (Riwayat Muslim) Ad-dutsuur, dengan tsa' yang bertitik tiga buah, artinya harta benda yang melimpah ruah, mufradnya berbunyi Ditsrun.

Keterangan:
Yang menghadap Nabi s.a.w. ini adalah dari golongan kaum Muhajirin (orang-orang yang sama berpindah mengikuti Nabi s.a.w. dari Makkah ke Madinah) yang fakir-fakir. Jadi pokoknya mereka mengadu karena merasa kurang pahalanya kalau dibanding dengan orang-orang yang kaya-kaya itu, sebab merasa tidak dapat bersedekah karena miskinnya. Setashbih, yakni sekali membaca tasbih (Subhanallah). Takbir yaitu membaca Allahu Akbar. Tahmid yakni bacaan Alhamdulillah dan Tahlil yaitu La ilaha illallah. Dalam kemaluan istripun ada sedekahnya yakni bersetubuh itupun ada pahalanya seperti pahala sedekah, sebagimana menyampaikan syahwat dalam keharaman yakni melacur atau berzina akan menimbulkan dosa.

Bersyukur dan Optimis

Bersyukur & optimis dapat memberi kegembiraan dalam jiwa, membuka cakrawala hati menjadi luas & membuka pintu-pintu kesuksesan juga menjadi motor menggerak kebahagiaan, kegembiraan & produktifitas. Bersyukur dalam hidup ini melahirkan sikap optimis, sikap optimis hanya akan muncul bila kita senantiasa bersyukur karena sikap optimis tertanam keyakinan datangnya kesembuhan ketika sakit, datangnya keberhasilan ketika gagal, datangnya menang ketika kalah, datangnya kebahagiaan ketika bersedih. Membuka pintu harapan, menenangkan hati terhadap rasa takut, menghimpun segala kekuatan & membangkitkan semangat memohon pertolongan & bertawakal kepada Allah. Setiap orang yang beriman yakin akan janji Allah bahwa. 'Karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan' (QS. al-Insyiraah : 5-6).

Kemampuan mensyukuri nikmat Allah berarti kita menyakini tidak ada yang disebut dengan keberhasilan terlambat datang, tidak ada kebahagiaan yang bisa tertunda sehingga kita tidak perlu tergesa-gesa atau gelisah menghadapi masa sulit karena segala urusan didalam hidup kita ada didalam genggaman Allah yang mencipta & mengatur segala kehidupan di alam semesta ini. Allah tidak mentakdirkan sesuatu melainkan ada hikmah yang dikehendakiNya karena Allah Maha Bijak & Maha Mengetahui, maka tidak ada yang sia-sia di dalam hidup kita.

Banyak kebaikan yang melimpah ruah yang tersembunyi dibalik peristiwa menyedihkan yang tidak kita sukai, tanpa kita sadari dibalik peristiwa yang menurut kita pahit ternyata manis dikemudian hari. Menurut kita menyedihkan namun membahagiakan dilain waktu, sebagaimana Firman Allah yang berbunyi, 'Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia sangat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia buruk bagimu. Allah Maha Mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahuinya.' (QS. al-Baqarah : 216).

Yuk, kita senantiasa bersyukur & optimis!

Read more: http://agussyafii.blogspot.com/#ixzz1C6gkJiMX

Selasa, 25 Januari 2011

Ucapkan salam mesra untuk pasangan

Satu kata lagi yang terkadang kita lupa adalah salam menjelang tidur bagi pasangan suami istri. Ucapkanlah kepada pasangan kita dengan ucapan, “Selamat malam sayang” setiap malam menjelang tidur atau menjelang pagi hari.



Dan akan lebih terasa berkesan jika ditambahkan dengan “kecupan” sayang kepada pasangan kita itu. Hal itu bisa dilakukan secara rutin setiap malam, apapun kondisi kita saat malam itu.



Hal itu juga akan mengingatkan pasangan kita, bahwa betapa pun kita sedang marah tetap saja kita ingin bersamanya. Artinya, apa yang pasangan berdua miliki lebih penting daripada kemarahan satu hari saja.

Membaca suasana hati pasangan kita

Bacalah suasana atau cuaca hati pasangan kita setiap saat. Dan usahakanlah untuk berbicara dengannya di sela-sela kesibukan yang menghampirinya (suami-istri). Dengan demikian kita bisa menyesuaikan diri dengan suasana hatinya setelah bertemu.



Tentu saja hal itu untuk menghindari konflik yang mungkin bisa saja terjadi. Memang, sakit hati, jengkel, dan kebutuhan-kebutuhan yang tak bisa kita penuhi, adalah hal-hal yang tak dapat dihindarkan dalam setiap hubungan dekat dengan pasangan.



Bahkan hal itu bisa saja terjadi sepulang dari berbulan madu. Atau hal-hal yang terjadi dalam keseharian kita dapat memunculkan kejengkelan-kejengkelan.



Yah, pernikahan memang pertemuan dua pribadi tak sempurna yang bertekad menjadi satu dalam kedekatan yang lebih baik dan permanen

Katakan Cinta pada sang Istri

Jangan ragu dan malu untuk mengatakan cinta pada pasangan kita (suami-istri). Ungkapkan saja, “Aku cinta padamu” atau bentuk-bentuk perhatian lainnya. Misalkan dengan mengatakan,”Baik-baik ya” pada saat pagi, siang, sore ataupun malam.



Hal itu merupakan cara “hebat” untuk mendapatkan kesabaran dan toleransi menghadapi dunia luar yang tak teratur dan semrawut. Apalagi banyak sekali hal-hal yang diluar jangkauan kita



Tapi selain itu, untuk menyakinkan pasangan bahwa kita mencintai dia, dan juga merupakan wujud perhatian dan kasih sayang kita pada pasangan. Dan pasangan kita memang berhak mendapatkan hal itu.