Senin, 12 November 2012

"Heryawan Gubernur Pekerja Keras" | Kesaksian Seorang Jurnalis

Tak ada yang tahu, ada yang tahu tapi pura-pura tak tahu bahwa seorang Aher telah bekerja untuk Jabar dengan begitu maksimal. Seorang Jurnalis yang menemani Sang Gubernur menuliskan pengalamannya lewat Twitter. Berikut kesaksian Jurnalis tersebut :


Minggu, 11 November 2012

Setia Lesmana
@Setialesmana
Journalist

1.Bismillah, tweeps ijinkan sy cerita ttg sosok Ahmad Heryawan
@aheryawan, yg b'pasangan dgn Deddy Mizwar di Pilgub Jabar 2013 nanti.

2.Sy berusaha obyektif berdasarkan pengalaman meliput aktivitas
@aheryawan selama ±6 bulan thn 2008-2009.

3.Sy setiap hari mengikuti aktivitas Kang @aheryawan diawal-awal
beliau menjabat orang no.1 di tanah Pasundan itu.

4.Ahmad Heryawan mrp sosok pekerja keras. 5 dari 7 hari dlm seminggu
dihabiskannya utk keliling seluruh kota/kabupaten di Jabar.

5.Senin s/d Jumat @aheryawan kunjungi lbh dr 1 lokasi (4-5 lokasi)
perhari di peloksok Jabar. Start jam 06.00 kembali ke Bdg malam.

6.Tak jarang @aheryawan kembali ke Rumah dinas lewat pkl 00. Nmn tdk
langsung tidur meski paginya sdh ditunggu jadwal superpadat.

7.Di salah 1 teras di sudut Pakuan, sambil melepas penat @aheryawan
msh memeriksa surat2 masuk dan usulan agenda dari Sekpri.

8.Surat undangan menumpuk setiap harinya, dari ceramah dikampus,
pesantren, temu tani, bupati/walikota bhkn undangan khitanan sgala.

9.Meski Kang @aheryawan nyaris setiap hari tidur diatas jam 12 malam,
nmn msh sempat mimpin Shubuh berjamaah di Mesjid Pakuan.

10.Dlm bbrapa kesempatan ngobrol, @aheryawan bertekad buktikan bhw
rakyat nggak salah milih dirinya, dgn cara bekerja keras.

11.Heryawan sadar, banyak orang yg meragukan kompetensinya krn dia
belum punya pengalaman di eksekutif ataupun birokrasi.

12.Selama ini Gub Jabar berasal dari kalangan elit (militer atau
birokrasi). Sedangkan Heryawan berasal dari rakyat kebanyakan.

13.Karakter proletar itu pula yg mengubah wajah rmh dinas Pakuan mjd
wajah merakyat yg bebas dikunjungi kalangan manapun.

14.Heryawan melakukan desakralisasi Pakuan yg dulu hanya mjd "milik"
para inohong bukan rakyat biasa.

15.Dlm catatan sy, 5 hal yg jd prioritas Heryawan diawal
kepemimpinannya: pendidikan, kesehatan, lap kerja, pertanian,
infrastruktur.

16.Heryawan mengaku terkejut saat tahu rendahnya angka partisipasi
sekolah di Jabar, provinsi yg punya segalanya dr sisi SDA.

17.Dan slh 1 penyebabnya adl soal ruang kelas yg jmlh jauh dari cukup.
Disemua strata pendidikan.

18.Heryawan pun memutar otak genjot pembanguan ruang kelas baru di
seluruh Jabar. Apadaya, APBD Jabar tergolong kecil.

19.Dia lakukan efisiensi dgn memangkas biaya2 rapat dan hal2 yg gak
perlu utk naikkan angggaran pendidikan.

20.Heryawan jg mengetuk pintu industri2 di Jabar utk mengalokasikan
dana CSR utk bangun ruang kelas baru.

21.Thn 2008, ide2 naikkan angg pendidikan belum bisa dieksekusi
Heryawan krn dia dilantik saat APBD sdh ketok palu.

22.Dan selama 2009-2011 Heryawan sukses membangun 20.000 ribu ruang
kelas baru dan menaikkan angka partisipasi sekolah.

23.Heryawan diganjar gelar Doktor Honoris Causa dri slh 1 Universitas
Korsel, krn rekornya membangun 6.000 ruang kelas ditahun 2009.

24.Heryawan selalu bilang, pendidikanlah yg bisa memutus lingkaran
kemiskinan. Sy bisa "naik kelas" krn saya sekolah hinggga sarjana.

25.Heryawan jg prihatin dgn tingginya angka kematian bayi dan ibunya
saat melahirkan. Heloww Ini Jabar loh...

26.Dlm berbagai kesempatan pidato heryawan selalu bandingkan kematian
akibat kecelakaan pesawat dgn kematian bayi dan ibu melahirkan.

27.@aheryawan: "Saat penumpng 1 psw Adam Air jatuh, semua heboh dan
berkabung berhari2, tp tdk dgn kematian bayi & ibu melahirkan"

28.Heryawan pun sediakan beasiswa utk gadis2 desa yg mau jadi bidan,
selesai sekolah mrk balik mengabdi di kampungnya.

29.Heryawan juga bangun ratusan Puskesmas dgn fasilitas standar dan
lengkap (PONED) setiap tahunnya di setiap kecamatan di Jabar.

30.Thn 2010 Heryawan bangun 100 unit P. Poned; 2011 (100) dan 2012
(200). Bandingkan di era Dani yg hanya sekitar 100-an (selama 5 thn).

31.Pendidikan dan Kesehatan, dua hal paling penting bagi kualitas SDM
di Jabar, begitu Heryawan selalu katakan.

32.Kerja Keras jg ditunjukkannya dlm membangun infrastruktur jalan
(provinsi), paling trasa infrastruktur Jalan di Jabar selatan.

33.Namun kadang orang tdk bisa membedakan mana jln provinsi,
kabupaten/kota, mana nasional. Shg jk ada jalan rusak Heryawan
disorot.

34.Soal layanan publik ini, Heryawan jg benahi dari sistemnya dgn a.l.
mendorong LPSE utk transparansi tender.

35.Heryawan seakan ingin buktikan bhw tdk benar pemimpin berlatar blkg
santri spt dirinya abai soal layanan publik & profesionalitas.

36.Enam bulan meliput kegiatan Heryawan, kesan pekerja kerasnya begitu
kuat dimata saya. Mungkin krn sejak kecil terbiasa kerja keras.

37.Sejak awal Heryawan terapkan sistem "mobile office" dimana sebagian
besar waktunya dihabiskan keliling Jabar.

38.Jadi bukan hanya Jokowi saja yg blusukan ke sudut2 Jakarta, sejak
2008 Heryawan sdh blusukkan ke peloksok2 Jabar.

39.Hanya saja harus diakui, tim Jokowi lebih pintar mengemas personal
Branding Jokowi dibanding tim Heryawan.

40.Sy tdk tahu, mengapa kerja keras Aher bangun Jabar minim
terpublikasi meski sebagian besar waktunya habis kunjungi peloksok
Jabar.

41.Utk sementara sy cukup dulu krn (maaf) hrs segera boarding. Semoga
bermanfaat.

Jumat, 02 November 2012

5 + 3 = -2

Oleh: Ustaz Yusuf Mansur
Apa yang aneh dari matematika di atas? Bagaimana mungkin 5 + 3 hasilnya jadi minus 2? Bukankah harusnya 8?

Betul, kalau jadi 8, itulah matematika manusia. Matematika yang biasa saja. Ada matematika lain yang harusnya kita kenal. Yakni, matematika halal haram.

Jika pendapatan saudara yang terdiri atas gaji, honor, dan pemasukan lainnya senilai Rp 3 juta, lalu masuk yang haram Rp 5 juta, sesungguhnya ia bukan bertambah. Tapi, minus, yakni minus Rp 2 juta.

Bila tiap bulan minus Rp 2 juta, maka dalam setahun akan menjadi minus Rp 24 juta. Dan, kalau terus-terusan minus Rp 2 juta maka selama 10 tahun menjadi Rp 240 juta. Sebuah angka yang sangat besar.

Mengapa nggak ketangkep? Apakah nggak ada yang berani? Itu belum dihitung dari minus-minus lain dari perbuatan kita; shalat yang nanti-nanti, lisan yang suka berbohong, pikiran yang suka kotor, dan hati yang kerap dengki.

Tabung keburukan kita bisa-bisa jauh lebih banyak ketimbang kebaikan. Ketidakseimbangan ini pada kemudian hari pasti akan menimbulkan banyak kekacauan dan bencana buat dirinya, kehidupannya, rumah tangganya, dan sekelilingnya.

Kalau Allah menarik kembali yang minus tadi dalam bentuk rupiah, aset, harta benda, masih tak mengapa. Misalnya, Rp 24 juta itu (setahun) jadi motor. Motor dipakai sama anak, tiba-tiba kecelakaan. Lalu, motornya hancur, tapi anak tak terluka. Maka, itu benar-benar karena kebaikan Allah.

Allah hanya mengambil impas saja.Tapi, siapa yang melakukan matematika haram, lalu dosanya impas? Apakah setara saja dengan Rp 24 juta tadi? Nggak. Sebab, akan dihitung semua kelakuan yang menyertai. Dosa langkah kaki, dosa tangan, dosa mata, dan lainnya. Semua yang belum selesai di dunia ini diperhitungkan di akhirat nanti.

Tapi, okelah. Manusia sekarang memang tidak memikirkan tentang akhirat. Sebab, tidak tahu, tidak belajar, tidak paham, atau memang sudah mati rasa. Nah, saya tadi bilang, kalau diambil lagi harta haram, masih tak apa. Yang masalah, kalau sejak di dunia ini, Allah mengambil dengan cara yang lain. Yang diambil adalah anaknya, misalnya.

Motor yang kecelakaan itu tidak apa-apa, justru anak yang meninggal! Itu adalah siksaan tersendiri buat mereka-mereka yang sadar bahwa motor itu motor haram, yang mengantarkan pada hilangnya nyawa anak. Benar-benar hati yang mati yang sudah dicabut rasa jika tidak ada rasa sesal. Allah jahatkah? Pembahasannya nanti. Saya cicil. Insya Allah.

Okelah, motor sama anak tidak diambil. Tapi, Allah konversi menjadi penyakit? Minus Rp 24 juta dalam setahun, itu setara dengan serangan jantung pertama. Yang kalau diteruskan, jantungnya bisa bermasalah beneran. Tulisan ini buat introspeksi saya dan mereka yang mau introspeksi.

Sekarang, bayangkan jika minusnya miliaran? Jika harta sudah tidak sanggup membayar minusnya sebab sudah menggelembung dan membesar. Maka, efeknya akan ke mana-mana. Galaulah jadinya dan hilang ketenangannya. Apalagi, kalau sampai kematian telah tiba tanpa sempat bertaubat? Maka, akan semakin berbahaya. Wallahu a'lam.
www.republika.co.id

Tak harus tua, tuk sadar

Matahari terus condong menuju peraduan diujung barat, paruh waktu sudah mendekati sore. Detak hidup ini terus memainkan irama syahdu mengiring langkah atau lari kehidupan anak manusia.

Ketika raut wajah ini mulai keribut, rambu sudah memutih dan langkah mulai gontai. Kesadaran itu baru hadir, bertanya kenapa semua ini terjadi !!!!!!!!!

Marilah kita bercermin, sudahkah sadar atau alam luar sadar kita yang menghendaki kita tidak sadar.