Jumat, 03 Januari 2014

Hati yang hidup


" Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali kali tidak dapat keluar daripadanya? Demikianlah Kami menjadikan orang orang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan." ( al-An'am [6] : 122 )

Al Quran adalah kehidupan dan cahaya yang tidak ada keraguan padanya. Hati terbagi menjadi dua : hati yang hidup dan hati yang mati. Adapun hati yang hidup adalah hati yang benar benar dianggap ada, sedangkan hati yang mati tidak memiliki eksistensi.

" Sesungguhnya, pada yang demikian itu benar benar terdapat peringatan bagi orang orang yang mempunyai hati atau yang mengunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya." ( Qaf [50] : 37 )

Hati yang hidup dapat mengecap rasa ucapan yang baik dan yang buruk, memahami dengan benar sasaran ayat ayat yang jelas, memahami tujuannya yang dekat dan yang jauh, dapat melihat dan memperhatikan petunjuk petunjuk alam nyata dan visual, serta mampu membedakan antara yang berbahaya dan yang berguna.

Hati yang hidup dapat merasakan semua itu dengan perasaan yang kuat sehingga mampu menentukan nilai nilai keteladanan dan tujuan tujuannya yang paling tinggi. Sehingga, ia mengarahkan semua usaha kepadanya dalam bentuk perkataan dan perbuatan : mengerahkan semua anggota badan untuk meraih hingga mencapai apa yang diinginkannya, meskipun mengalami berbagai kesusahan atau menemui kesulitan dan bencana.

Al Qur'an al Karim memiliki karakteristik Rabbani, karakteristik kalam Ilahi, pengaruh yang sempurna bagi hati yang sadar dan jiwa yang bersih. Juga daya tarik kefasihan, mukjizat keindahan bahasa, ungkapan yang indah, logika yang baik, cita rasa yang tinggi, susunan kalimat yang mengagumkan, pengarahan yang jujur dan pengetahuan yang benar.

Al Qur'an dengan semua karakteristiknya ini merupakan ruh yang berasal dari Allah Subhanahu wa Ta'ala meniupkan ruh itu kedalam hati hati yang mati dan menuangkan kedalam rongga rongga dada yang diam, sehingga ia menjadi hidup, bangkit dan bergerak. Allah mengembalikan kepadanya segala makna kehidupan yang kuat, memancar, dan produktif. Al Qur'an dengan segala kekhususannya ini merupakan cahaya yang kuat dan menyala nyala. Menerangi jalan hati tersebut setelah memberinya rasa kehidupan dan kekuatan makhluk hidup.

" Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu ( Al Qur'an ) dengan perintah Kami. Sebelum kamu tidaklah mengetahui apakah al Kitab ( Al Qur'an ) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Qur'an itu cahaya yang Kami tunjukan dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus ( yaitu ) jalan Allah yang kepunyaan-Nya segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Ingatlah bahwa 


ending hidup kita?

Menarik memang mengupas kehidupan ini. Kita tidak akan tahu ending kehidupan ini, apabila diibaratkan serial TV atau film yang kita tonton.
Namun kita tidak akan tahu perjalanan hingga ending kehidupan kita.
Seri demi seri episode kehidupan kita sudah lalui.
Namun jarang kita tersadar dan menjadi pertanyaan besar, " kapan kita merasa ada isyarat ending ini "
Semoga Allah memaafkan ke khilafan kita semua

(27082013 )

Senin, 06 Mei 2013

Balasan Berbuat Baik

Dendy wahyono, 6 Mei 2013

....Dan berbuat baiklah ( kepada orang lain ) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu
( QS AlQashash 77 )

Bahwa kebaikan sekecil apapun mendapatkan balasan dari Allah swt. Dari sinilah, dasar kebaikan yang dilakukan bukan karena mengharap pujian, simpati dan lain sebagainya.

Rasulullah memberikan nasihat " Jangan kamu menjadi orang ikut ikutan dengan mengatakan kalau orang lain berbuat kebaikan, kami pun akan berbuat baik dan kalau mereka berbuat kezhaliman kamipun berbuat zalim. Tapi teguhkanlah dirimu pada prinsip, kalau orang lain berbuat kebaikan kami berbuat kebaikan dan kalau orang lain berbuat kejahatan kami tidak akan melakukannya ( HR AtTirmizi )

Jumat, 15 Februari 2013

Waktu adalah kehidupan I Serial Nasihat Imam Hasan Al Banna



".... Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang...." ( al-Muzzamil [73]:20 )

Waktu adalah emas. Ucapan ini betul jika dilihat dari wujud pandangan materi, bagi sebagian orang yang memahami segala sesuatu dengan materi. Akan tetapi, bagi orang-orang yang memandangnya lebih jauh lagi dan tidak hanya diukur dengan materi, waktu adalah kehidupan.

Wahai umat Islam, adakah sesuatu dalam kehidupanmu didunia ini selain waktu antara lahir dan kematian? Terkadang emas bisa hilang atau rusak, tetapi engkau bisa mendapatkannya kembali, bahkan engkau bisa mengumpulkannya lebih banyak ketimbang yang sudah hilang. Tetapi waktu yang hilang dan masa yang berlalu tidak mungkin engkau kembalikan dan mengulanginya. Kalau begitu, waktu lebih berharga dibandingkan emas, intan, bahkan permata atau mutiara sekalipun karena waktu adalah kehidupan.

Keberhasilan bukan semata-mata terkait dengan rencana dan langkah yang pasti, tetapi juga tergantung pada waktu yang tepat. Mereka sangat berhati-hati terhadap pendapatnya yang kurang matang dan pendapat yang  sudah usang. Keberhasilan dicapai saat pekerjaan berlangsung pada waktu yang tepat.

".... Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang...." ( al-Muzzamil [73]:20 )

Oleh karena itu, orang-orang yang paling berisiko mengalami kerugian dan kegagalan adalah orang-orang yang lalai.

" Dan sesungguhnya, Kami jadikan untuk isi neraka jahanam kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ( ayat ayat Allah ) dan mereka mempunyai mata ( tetapi ) tidak dipergunakan untuk melihat  ( tanda tanda kekuasaan Allah ), dan mereka mempunyai telinga ( tetapi ) tidak dipergunakannya untuk mendengar ( ayat ayat Allah ). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang orang yang lalai. ( al-A'raf [7] : 179 )

Diantara doa yang diucapkan Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu adalah 
     " Wahai Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan kami dalam kesengsaraan, janganlah Engkau 
       siksa kami secara tiba tiba, dan janganlah Engkau jadikan kami termasuk orang orang lalai"

Umar radhiyallahu 'anhu berdoa kepada Allah agar diberikan keberkahan waktu dan kebaikannya. Kedua kaki seorang hamba tidak akan bergeser di hari kiamat sehingga Allah bertanya kepadanya tentang umur yang ia habiskan, tentang harta darimana ia mendapatkannya dan untuk apa ia membelanjakannya?

Diantara gambaran terindah Rasulullah shallalahu 'alaihi wasallam mengenai nilai waktu adalah sabdanya,
      " Setiap kali fajar menyingsing, naka hari berseru, ' Wahai manusia, aku adalah makhluk yang 
       baru, menjadi saksi atas amalmu, maka ambillah bekal dariku, karena aku tidak akan kembali
       hingga hari kiamat "

Pada kenyataannya, tidak ada yang lebih berharga daripada waktu. Sesungguhnya, waktu itu memiliki perbedaan berkah, keuntungan, kebaikan dan kebahagiaannya. Ada satu saat yang lebih besar berkahnya daripada saat yang lain. Ada satu hari yang lebih utama di sisi Allah daripada hari lain. Dan,ada bulan yang lebih mulai daripada bulan ini.

        Itulah kesungguhan, hingga satu mata lebih baik dari pasangannya
        Dan hari menjadi pemimpin bagi hari yang lainnya

Itulah kesempatan yang Allah berikan kepada kita sebagai orang mukmin, agar kita kembali ingat dan sadar, agar kita merasakan embusan embusan keutamaan ketika angin penerimaan berembus. Karena pada waktu waktu itu, segala kebajikan berlipat ganda, sehingga pada saat yang sama Allah mengangkat derajat hamba hambaNya yang shaleh, sebagaimana Dia membuka pintu tobat di hadapannya, agar orang orang yang bertobat dan dikendaki Allah menerima kebaikan masuk surga melaluinya.

Al Quran telah mengisyaratkan waktu waktu harian, minguan dan tahunan ini, sebagaimana ditegaskan pula berbagai arahan Nabi. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

" Maka bertasbihlah kepada Allah diwaktu kamu berada di petang hari dan waktu kamu berada di waktu subuh, dan bagi-Nyalah segala puji di langit dan di bumi dan di waktu kamu berada pada petang hari dan di waktu kamu berada di waktu zuhur." ( ar-Ruum [30] : 17-18 )

" Dan sebutlah ( nama ) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, diwaktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang orang yang lalai." ( al-A'raf [7] : 205 )

" Demi fajar dan malam yang sepuluh." ( al-Fajr [89] :1-2 )

" Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan." ( al-Hajj [22] : 28 )

" Dan berzikirlah ( dengan menyebut ) Allah dalam beberapa hari yang berbilang." ( al-Baqarah [2]: 203 )

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan arahan kepada kita tentang nilai waktu dan cara memanfaatkannya. Dalam berbagai hadits beliau mengisyaratkan bahwa orang orang mukmin berada di antara waktu dekat dan yang telah berlalu, ia tidak tahu apa keputusan Allah padanya. Maka hendaklah seorang hamba mengambil dari dirinya, dari dunianya untuk akhiratnya, mengunakan masa mudanya sebelum masa tua, dan kehidupannya sebelum datang kematian.

Wahai saudaraku yang budiman, di depanmu setiap hari ada waktu siang, sore dan sahur. Pada saat saat itu semua engkau bisa mengangkat derajat dengan kesucian jiwamu kepada Yang Maha Mulia, sehingga engkau mendapatkan kebaikan didunia dan di akhirat. Dihadapanmu ada hari dan malam jum'at yang pada saat itu engkau bisa memenuhi kedua tangan, hari dan ruhmu dengan berbagai limpahan rahmat dari Allag kepada hamba hamba-Nya. Dihadapanmu ada musim musim ketaatan, hari hari ibadah, dan malam malam untuk mendekatkan diri kepada Allah, seperti yang telah dinasihatkan oleh Kitab Yang Mulai dan Rasul yang agung.

Oleh karena itu, pada waktu waktu tersebut, hendaknya kamu berusaha keras menjadi orang yang selalu berzikir, bukan orang orang yang lalai. Hendaknya kamu termasuk orang orang yang beramal, bukan orang orang yang malas. Gunakan waktu sebaik baiknya karena waktu bagaikan pedang. Janganlah engkau menunda sesuatu karena tidak ada yang lebih berbahaya daripada sikap menunda nunda.


Konsolidasi Langit Kader Kader PKS I Aisyah Pertiwi


 banyak politisi yang mengambil langkah-langkah “tidak manusiawi” dalam mencapai tujuannya. Sebut Partai Keadilan Sejahtera. Partai ini sering melakukan “perawatan” partai melalui upaya-upaya yang tidak umum ditempuh praktisi politik lainnya. Misalnya dalam menanggapi isu tak sedap yang menerpa partai beberapa waktu belakangan. Alih-alih membungkam penyebar isu, pucuk pimpinan partai yang baru terpilih, Anis Matta malah menyerukan ajakan taubat nasional kepada seluruh kader partai. Kontan masyarakat awam bertanya-tanya. Apakah seruan taubat nasional tersebut semacam pengakuan bahwa partai da’wah yang mengusung prinsip “bersih, peduli, dan profesional” ini memang benar tak bersih lagi?
Jelas PKS merupakan kumpulan manusia, bukan jama’ah malaikat. Meskipun PKS diusung oleh para kadernya yang memiliki label “aktivis da’wah”, mereka juga manusia-manusia yang banyak dosa. Terlepas dari banyaknya dosa, Rasulullah Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam, merupakan orang yang paling banyak beristighfar dan bertaubat. Padahal beliau adalah orang yang telah mendapatkan jaminan pengampunan dosa dari Allah, baik di masa yang lalu maupun di masa depannya. Saat dikonfirmasi oleh Sang Istri, Aisyah Radhiyallahu anha, Rasulullah menjawab bahwa itulah taubat dan ibadah tersebut merupakan bentuk rasa syukurnya kepada Allah (berdasarkan hadits riwayat Muslim).
Selain melakukan usaha konsolidasi dengan “langit”, Anis Matta beberapa saat setelah penunjukannya sebagai ketua partai segera melakukan usaha konsolidasi dengan penduduk bumi. Konsolidasi tingkat nasional yang digelar PKS tersebut mencapai puncaknya di Bali, Selasa hingga Kamis, 12-14 Februari 2013. Ternyata “konsolidasi bumi” ini juga tidak lepas dari “konsolidasi langit”. Selain memberikan orasi politik di depan para kader, Anis Matta memimpin pengecekan kesiapan pengurus partai, baik kesiapan fisik maupun spiritual. Kesiapan fisik dilatih melalui kegiatan arung jeram di Sungai Telagawaja, Karangasem, Bali, sepanjang 16 kilometer. Adapun kesiapan spiritual dilatih melalui shalat malam dan pembacaan wirid delapan surat dalam Al-Qur’an, yaitu Surat Al-Baqarah, Surat Yaasin, Surat Ash-Shoffat, Surat Al-Waqi’ah, Surat Al-Mulk, Surat Al-Ikhlas, Surat Al-Falaq dan ditutup dengan Surat An-Naas.
Tidak hanya memimpin kegiatan check-up fisik dan spiritual para pengurus partai, Anis Matta juga lagi-lagi memberikan seruan kepada para kader PKS di seluruh Indonesia untuk melaksanakan check-up kondisi spiritual, baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri. Sejalan dengan seruan tersebut, fokus kepemimpinan Anis Matta memang upaya perbaikan internal partai. Menurutnya, kondisi spiritual yang baik dari pengurus maupun kader akan berimbas pada peningkatan kinerja pelayanan terhadap masyarakat.
PKS bukanlah partai politik semata. Ia adalah gerakan. Penanaman nilai-nilai islami terhadap kader partai dilakukan secara intensif setiap pekannya. Menjelang event-event politik seperti Pemilu 2014 dan agenda terdekat, Pilgub Jabar 2013, konsolidasi “langit” dan “bumi” di antara para kader pastinya semakin gencar. Sedikit bocoran, seorang kader dilatih untuk membaca Al-Qur’an sebanyak minimal satu juz setiap harinya. Ia juga dilatih untuk shalat malam setiap malam, shalat dhuha untuk meminta kelancaran dan keberkahan rizki, sedekah, serta ritual-ritual ibadah lainnya. Secara nyata, kader-kader tersebut juga diterjunkan untuk menyusuri gang demi gang pelosok Jawa Barat untuk melakukan kampanye door to door.
Dalam banyak kisah nabi, rasul, maupun sahabat rasul, porsi ikhtiar terbesar yang mengantarkan pada kemenangan adalah pendekatan diri kepada Sang Pencipta. Lihat saja kisah Nabi Musa melawan rezim Fir’aun. Secara logika, pasukan kecil Musa akan binasa di tangan Fira’un. Sampai akhirnya Allah menenggelamkan pasukan Fir’aun di laut. Atau kisah Muhammad Al-Fatih, sang pembebas Konstatinopel. Pasukan yang dipimpinnya menghadapi pasukan Romawi yang berjumlah kali-kali lipat. Ternyata, Allah memberikan kemenangan justru kepada Al-Fatih, panglima muda yang tidak pernah meninggalkan shalat malam sepanjang hidupnya.
Baru-baru ini beredar isu bahwa ada salah satu pasangan calon gubernur Jabar yang mengerahkan pasukan sejuta jin. Terlepas dari kebenaran isu tersebut, pengerahan satu juta jin merupakan berita yang menggemparkan sekaligus menggentarkan calon-calon lainnya. Tetapi sebenarnya, calon gubernur dari PKS, Ahmad Heryawan juga diam-diam sedang mengerahkan bala bantuan dari “para makhluk gaib”. Hanya saja media massa tidak tahu. Buat Anda dan saya yang sudah tahu, kita diam-diam saja ya. Mari kita lihat, bala bantuan siapa yang paling jagoan!
Cuplikan narasi do’a iklan kampanye Deddy Mizwar:
Ya Allah, jika Engkau berkenan memberikan AMANAH memimpin rakyat Jawa Barat, berikan juga kami KEKUATAN IMAN untuk menjadi PELAYAN untuk terwujud KESEJAHTERAAN. BIMBING kami ya Allah, agar selalu mendengar, melihat, merasakan … untuk MELAKSANAKAN apa yang diharapkan rakyat. Amin

http://politik.kompasiana.com/2013/02/15/konsolidasi-langit-kader-kader-pks-528838.html
Sumber ide:
http://www.pks.or.id/content/pengurus-pks-perkuat-diri-dengan-8-wirid

Kamis, 14 Februari 2013

Cobaan atau Anugrah I Serial Nasihat Imam Hasan Al Banna


“ Yusuf berkata,  ‘Wahai Tuhanku penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan daripadaku tipu daya mereka,  tentu aku akan cenderung untuk              ( memenuhi keinginan mereka ) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh.” ( Yusuf[12]:13 )

Seperti itulah sunnatullah berlaku sebelum dan sesudahnya. Setiap kali seseorang menyampaikan kebenaran secara terang-terangan dan mengajak manusia kepada kebenaran secara terbuka, maka ia akan disakiti. Tetapi, kesudahan yang baik ini milik orang-orang yang bertakwa, dan pertolongan pasti diperoleh orang-orang yang sabar. “ Dan diantara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada ditepi, maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpah oleh suatu bencana, berbaliklah ia kebelakang. Rugilah ia didunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.”( al Hajj [22]:11 10

“ Dan di antara manusia ada orang yang berkata, ‘Kami beriman kepada Allah, ‘Maka apabila ia disakiti ( karena ia beriman ) kepada Allah, ia menganggap fitnah manusia itu sebagai azab Allah. Dan sungguh jika datang pertolongan dari Tuhanmu, maka pasti akan berkata, ‘Sesungguhnya, kami adalah besertamu. ‘Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada dalam dada semua manusia?” ( al Ankabuut [29]:10 )

Mahasuci Allah yang telah membagi-bagikan suratan nasib. Tidak ada celaan dan tidak pula cercaan didalamnya. Satu golongan ada di surge dan golongan lain di neraka.
Aku membaca ayat-ayat ini seluruhnya, melayangkan pikiranku, dan berbagai makna menghampiri jiwaku. Sebagian makna menahan sebagian makna yang lain. Pikiran berpindah dari ayat-ayat menuju nasihat-nasihat, dan dari masa kini kepada masa silam. Aku membuka lembaran-lembaran sejarah, lalu ditengah-tengah lembaran yang cemerlang itu aku menemukan imam-imam fiqh Islam yang empat : Abu Hanifah an Nu’man bin Tsabit, Malik bin Anas, Muhammad bin Idris asy-Syafi’I, Ahmad bin Hambal asy-Syaibani – Semoga Allah meridhai mereka semua.

Mereka itulah orang-orang yang telah membuka jalan fiqh bagi umat, dan meratakan jalan-jalan itu bagi orang yang meniti jalan. Bagi umat Islam, mereka bagaikan matahari yang sangat bermanfaat bagi dunia dan menyehatkan bagi badan. Meski demikian, tidak seorang pun diantara mereka yang lepas dari cobaan dalam meniti kebenaran. Cobaan itu pada hakikatnya adalah suatu anugrah dan tidak diragukan lagi keberadaannya.

Abu Hanifah pernah ditawari jabatan qadhi dua kali. Beliau mengetahui bahwa kebebasan seorang qadhi waktu itu terancam oleh campur tangan penguasa dan pendapat para khalifah. Padahal, kaidah umum yang berlaku saat itu adalah lembaga qadhi termasuk lembaga tinggi yang tidak bisa diintervensi dan dipengaruhi karena adanya keinginan pihak lain.

Abu Hanifah memiliki pendapat sendiri tentang Negara sehingga beliau tidak mau menerima tawaran itu. Abu Ja’far mendesak, namun Abu Hanifah tetap pada pendiriannya. Abu Ja’far bersumpah, dan Abu Hanifah bersumpah. Masalahnya berubah menjadi ancaman, sehingga keduanya tidak melakukan apapun terhadap tekad yang lebih kuat dari besi. Imam Abu Hanifah didera sebanyak seratus cambukan hingga darah mengalir dipunggungnya, namun ia tetap pada pendiriannya dan tidak melemah. Kemudian ia dipenjara hingga meninggal dunia dalam penjara. Pendapat lain mengatakan bahwa beliau dikeluarkan dari penjara dan dikurung dalam rumahnya tanpa boleh berfatwa, tidak boleh dikunjungi oleh orang lain. Dalam keadaan yang demikian, beliau tetap pada sikapnya yang pertama.
Ibunya datang menegur dan berkata kepadanya, “Wahai Nu’man, sesungguhnya, ilmu yang hanya mengakibatkan pukulan dan kurungan bagimu, sebaiknya engkau lepaskan.”  Abu Hanifah menjawab, “Ibunda, seandainya aku menginginkan dunia niscaya aku tidak dipukul. Tetapi, aku menginginkan ridha Alllah dan menjaga ilmu.”

Imam Malik ditanya tentang masalah perceraian yang dipaksa, dan beliau mengerti apa yang dimaksud oleh penanya. Ia hanya bertanya tentang sumpah yang dipaksakan pemimpin terhadap rakyatnya, sehingga tak ada jalan keluar selain bersumpah agar terlepas dari siksaan yang pedih. Karena itu, Imam Malik menjawab, “ Talak orang yang dipaksa tidak sah.”
Penguasa marah terhadap fatwa sang imam, lalu ia memanggil sang imam dan berusaha membujuknya agar meninggalkan pendapatnya. Tetapi, Imam Malik menolak hingga sang penguasa memerintahkan agar ia dicambuk sebanyak seratus kali, ditarik dengan keras lengannya hingga putus, lalu diarak di pasar-pasar. Dalam kondisi seperti itu Imam Malik tetap berkata, “ Talak orang yang dipaksa tidak sah.”

Imam Syafi’I radhiyallahu ‘anhu, saat berada di Yaman, dituduh bergabuf dengan kelompok Hizb ath Thalibiyyin dan dituduh mengancam pemerintahan ar-Rasyid. Lalu, beliau dipanggil dari Shan’a ke Baghdad dalam keadaan terikat dan dibebani dengan besi. Beliau berdiri didepan ar-Rasyid, sedangkan dihadapannya ada hukuman : pedang dan cambuk. Sebelumnya, ia telah disiksa sebanyak Sembilan kali dan hukuman berikutnya adalah hukuman yang kesepuluh. Tetapi tekad Imam Syafi’I tidak melemah. Ia tidak bersedia tunduk. Rasa takut tidak menghilangkan akal sehatnya, dan kebenaran tetap melekat dalam jiwanya, sehingga beliau mendapat simpati dari khalifah.




Al-Mu’tashim berusaha membujuk Imam Ahmad bin Hambal asy-Syaibani untuk mengeluarkan satu pernyataan yang sejalan dengan pandangan dan mazhab khalifah. Tetapi Imam Ahmad adalah orang yang memegang Kitab Allah dan Sunnah Rasulullah, menentang segala sesuatu yang ia dengar selain Kitab Allah dan Sunnah Rasulullah, tanpa berubah dan bimbang. Beliau dipukuli hingga jatuh pingsan. Dikurung dalam rumahnya tanpa bisa berhubungan dengan seorang pun, sampai akhirnya Allah membuka jalan baginya,  sehingga sepak terjak musuh beliau seperti yang dikatakan syair berikut.

                “ Bagaikan orang yang membenturkan batu besar disuatu hari
                Agar ia tidak dapat melemahkannya
                Tetapi ia tidak mampu melemahkannya
                ( Ibarat ) kambing hutan yang melemahkan tanduknya “

Baik sebelum dan sesudah peristiwa itu, sampai Allah memusakai bumi beserta isinya, sunnatullah Yang Maha mulia lagi Maha besar akan tetap berlaku.
“ Dan sesungguhnya kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar diantara kamu, dan agar Kami menyatakan ( baik buruknya ) hal ihwalmu ( Muhammad [47] : 31 )

Ya Allah, Jika cobaan berada dalam ridha-Mu dan jalan-Mu, maka selamat datang cobaan. Bagi-Mu kerelaan hingga kamu ridha. Selama Engkau tidak murka kepada kami, maka kami tidak memedulikannya. Tetapi, ‘afiah-Mu lebih luas bagi kami. Hanya Allah-lah yang memiliki perkara sebelum dan sesudahnya.
Wahai para mujahid yang menyerukan kebenaran pada hari ini dan besok, inilah berita hari kemarin,
Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Alllah, maka ikutilah petunjuk mereka” ( al-An’am [6] : 90 )

10/ Dimuat dalam harian al-ikhwan al-muslimun edisi 192 tahun pertama, kamis 25 muharram 1366H./19 Desember 1946
               

Rabu, 13 Februari 2013

Maafkan Kami PKS


Oleh Cantik Kumalasari | Kompasiana

Saya dan keluarga termasuk yang tidak suka politik, karena politik itu busuk. Partai politik itu busuk, mengejar kekuasaan setinggi-tingginya dengan menghalalkan berbagai cara. Saya benci semua partai politik termasuk PKS. Bagi kami, PKS suka membawa-bawa agama ke dalam politik, justru akan membuat agama itu jadi jelek.

Pasca kasus suap daging sapi oleh LHI mantan presiden PKS, saya dan keluarga makin benci dengan PKS, dan sempat melontarkan makian dan cacian kepada partai ini.

Tapi berhari-hari membaca tulisan-tulisan yang berisi kebencian kepada PKS, lalu membandingkan dengan partai lainnya… lama-lama timbul penyesalan. Saya merasa hujatan, cacian, umpatan kepada PKS terlalu berlebihan. SAya menyadari kerja-kerja kader PKS di masyarakat jauh lebih baik daripada gonjang-ganjing partai lain. Saya melihat wajah kader-kader PKS seperti bukan politikus…tapi santri, anak-anak pengajian yang rendah hati, ramah dan suka menolong. Saya malu kepada orang-orang yang saya hujat selama ini.

Ini murni dari hati nurani saya, semakin saya pelajari tentang PKS, semakin saya melihat PKS itu sebenarnya sangat berbeda dengan partai lain. Apalagi saya sempat membaca beberapa artikel di www.pkspiyungan.org yang sepertinya itu khusus untuk kader-kadernya.

PKS itu asset bangsa yang harus dijaga. Kalau ada kekurangan, apa sih di dunia ini yang tidak ada kekurangan? Kalau ada kader atau petingginya yang berbuat salah, siapa sih di dunia ini yang tidak pernah bersalah? Partai lain ada yang korupsi lebih besar dan berkali-kali..tapi seingat saya, tidak ada yang dihujat sehebat PKS seperti saat ini. Saya membaca, selama ini memang belum pernah kejadian ada petinggi PKS yang melakukan korupsi, begitu salah satu jadi tersangka (dan belum tentu benar), tiba-tiba PKS dituding seolah-olah adalah partai terkorup se Indonesia.

Akhirnya saya juga menemukan fakta bahwa PKS merupakan partai yang kadernya paling solid se Indonesia. Justru inilah kekayaan yang tidak dimiliki di Partai lain. Selain itu, terlihat PKS adalah partai yang melahirkan pemimpin, bukan partai yang dilahirkan oleh pemimpin. PKS jadi pemenang pemilu waktu itu di DKI, bukan karena ketokohan. Tapi PKS memunculkan tokoh-tokoh baru. Termasuk yang baru saja muncul dan saya ikuti orasi-oransinya yang menggugah, yaitu presiden barunya, M.Anis Matta. Orasinya luar biasa, mampu menggugah hati kader-kadernya. Bahkan menurut saya, mudah-mudahan ini tidak provokatif, saya berharap orang seperti Anis Matta ini diperlukan di Republik Indonesia ini sebagai Presiden. Sekali lagi, PKS itu menurut saya adalah asset bangsa…harus dijaga dan dipertahankan.

Akhirnya, saya ingin menyampaikan pesan penting saya : Maafkan kami PKS…kami yang selama ini menghujatmu, menghinamu, dan melecehkanmu…. sebenarnya adalah tanda cinta kepadamu. Kami bukanlah yang lebih baik darimu… Maju terus..semoga target kalian tercapai, katanya mau jadi 3 besar.

*http://politik.kompasiana.com/2013/02/13/maafkan-kami-pks-533145.html

Rabu, 06 Februari 2013

Surat Cinta Buat Kekasih


Penulis : NI


Bismillahirrahmannirrahim

Menemui kasih ku
Suami terindu


          " ...........Gimana kabarmu suamiku ........?
Dinda kangen akan keceriaanmu, kehangatanmu dan kebahagiaanmu, karena itu merupakan bagian diriku juga.

Dinda merasakan akhir akhir ini hubungan kita agak retak sehingga dinda sempat berpikir kalau begini terus, pilihlan jalan sendiri sendiri. Karena kalaupun bersatu tidak searah dan setujuan.

Kanda....

Untuk menjaga hubungan kita lebih baik dan bermanfaat marilah kita jaga keharmonisan kita lebih langgeng yaitu ada beberapa cara yang perlu dilakukan ;

Pertama, kembalilah kepada Allah dan Rasul
Kedua, sebagai manusia untuk saling menjaga perasaan
Ketiga, usia kita boleh muda tapi cobalah berpikir jauh kedepan berwawasan yang luas
Keempat, ciptakan keakraban sesama anggota keluarga

Salam hangat teruntuk kanda......suamiku

wassalam

" SubhanALLAH, bibirku bergumam" Selama ini belum sepenuhnya ku persembahkan hal yang terbaik buat istriku. Tak terhitung yang kesekian.......
Istrik, tunggulah.....Insya Allah kulakukan yang terbaik buat mu

Selasa, 05 Februari 2013

Meneladani Kiprah Siti Hajar


Perasaan yang muncul tatkala kita melihat prosesi ibadah haji adalah perasaan bersatu, suasana kebersamaan, juga perasaan bahwa kita adalah ummatan waahidah (ummat yang satu). Tidak mempedulikan perbedaan kecil yang ada. Yang ada adalah rasa toleran terhadap perbedaaan itu. Tatkala kita memperhatikan prosesi wukuf, maka muncul kesadaran bahwa kelak kita semua akan dikumpulkan di padang mahsyar. Semua manusia sama.Yang berbeda adalah taqwa dan amalnya saja. Tatkala kita memperhatikan prosesi sa’i, maka kita teringat sosok wanita yang telah mengukir sejarah, wanita pertama yang membuka Mekkah al-Mukarramah sebelum manusia lainnya; dialah Siti Hajar, istri nabi ibrahim as. marilah kita mengambil tauladan dari perempuan mulia ini. Paling tidak ada lima sifat Siti Hajar yang patut kita teladani. Tentu saja, kelima sifat tersebut bukan hanya patut diteladani oleh kaum perempuan saja, tetapi juga oleh kaum laki-laki.

1. Peduli 
Kepedulian Siti Hajar ini meliputi kepedulian secara batin maupun lahir. Kepedulian secara batin maksudnya adalah menjaga perasaan orang lain. Hal ini terlihat tatkala beliau diperistri oleh Nabi Ibrahim as sebagai istri kedua beliau, kemudian Allah memberikan kepadanya keturunan. Siti Sarah sebagai istri pertama Nabi Ibrahim sudah sangat lama tidak mendapatkan keturunan. Tentu kondisi ini bisa membuat Siti Sarah tergoncang. Itulah kenapa Siti Hajar kemudian mengenakan stagen untuk menutupi kehamilannya di antaranya adalah demi menjaga perasaan Siti Sarah. Rasulullah SAW bersabda: “Wanita pertama yang mengenakan stagen adalah Ummu Ismail (Siti Hajar). Dia mengenakan stagen untuk menutupi kehamilannya dihadapan Siti Sarah”(HR.Bukhori). Jika Siti Hajar tidak peduli terhadap derita Siti Sarah, tentu tidak perlu ia menutupi kebahagiaannya itu. Kepedulian secara lahir dari Siti Hajar nampak tatkala Allah mengaruniakan air zam-zam, kemudian rombongan bangsa Jurhum menemuinya untuk meminta air, maka beliau mempersilakannya. Beliau tidak memonopoli karunia Allah untuk diri sendiri, tapi berbagi dengan yang lainnya. Itulah kenapa setiap tahun Islam mewajibkan zakat fitrah dan zakat lainnya. Ibadah qurban juga merupakan salah satu bentuk kepedulian kita kepada sesama.


2. Ridha 
Imam Ibnu Rajab mengatakan bahwa ridha adalah tingkatan keimanan yang paling tinggi. Ridha adalah kelapangan jiwa terhadap ketentuan Allah . Kendati penderitaan itu ada, tapi ridha meringankannya karena hati bersentuhan dengan semangat keyakinan dan ma’rifah (pengenalan yang dalam) kepada Allah. Setelah melahirkan putranya yang bernama Ismail, Siti Hajar dibawa oleh Nabi Ibrahim ke Mekkah.Allah menyebutkan peristiwa ini.

“Ya Tuhan kami, Sesungguhnya Aku Telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, Maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, Mudah-mudahan mereka bersyukur.”(QS:ibrahim:37)

Semula Siti Hajar terus mendesak kepada Nabi Ibrahim dengan pertanyaan. “Wahai Ibrahim, kemana engkau akan pergi, sedangkan kami engkau tinggalkan di lembah ini, yang tiada manusia dan apapun jua?.(HR.Bukhori) Siti Hajar mengulangi pertanyaan itu berkali-kali, tapi tidak ada jawaban dari Nabi Ibrahim as. Tapi ma’rifahnya kepada Allah membuatnya menanyakan hal lain: “Apakah Allah yang memerintahkan hal ini kepadamu?” Ibrahim menjawab, “Ya.” Siti Hajar berkata,“Kalau begitu Allah tidak akan menyia-nyiakan kami”(HR Bukhari) Lihatlah apa yang Siti Hajar katakan saat mengetahui bahwa perlakuan suaminya adalah perintah Allah: “Kalau begitu Allah tidak akan menyia-nyiakan kami” Dalam hadits lain yang juga diriwayatkan oleh Imam Bukhari Siti Hajar berkata: “Wahai Ibrahim, kepada siapa engkau tinggalkan kami?” Nabi Ibrahim menjawab, “Kepada Allah.”SitiHajar berkata,“Aku ridha kepadaAllah”.(HR.Bukhari) Sebuah sikap ridha yang luar biasa terhadap ketentuan Allah. Sikap ridha Siti Hajar juga terlihat ketika putranya semata wayang, Ismail, harus disembelih karena itu merupakan perintah Allah. Padahal kita tahu bagaimana perjuangan beliau menyelamatkan Ismail dari kelaparan kemudian membesarkannya sendirian, tanpa bantuan dari sang suami, Nabi Ibrahim AS.


Jika kita memiliki sikap ini, maka Allah pun akan ridha kepada kita. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada seorang Muslim atau manusia atau hamba yang berkata ketika petang dan pagi, ‘Aku ridha Allah robbku, Islam agamaku, dan Muhammad nabiku’, kecuali Allah pasti ridha kepadanya pada hari kiamat.(HR.Ibnu.Majah)

3. Yakin 
Keridhaan Siti Hajar dengan ungkapan yang sangat meyakinkan tersebut, memang lahir dari keyakinannya yang sangat tinggi terhadap Allah SWT. Keyakinan bahwa semua perintah Allah pasti baik, meskipun secara lahir nampak buruk. Mata kita memang kadang tertipu dengan yang nampak, padahal hakikatnya tidak seperti yang kita lihat. Allah SWT berfirman:
“..Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah:216)

4. Tegar 
Setelah ridha dan yakin terhadap ketentuan Allah, Siti Hajar tidak berpangku tangan tatkala makanan dan minuman yang tersedia sudah habis. Bahkan air susunya juga sudah tidak menetes. Ia bangkit. Tangis Ismail memberinya energi lain untuk lebih bersemangat mencari air di tengah gurun gersang itu. Fatamorgana di bukit Shafa memberinya harapan akan adanya air. Tapi ternyata nihil. Kembali bangkit harapannya tatkala melihat ke bukit Marwa. Ia telah berupaya dengan semestinya bahkan dengan bersemangat. Rasulullah SAW menggambarkan semangat Siti Hajar ini. Dalam sabdanya: “Kemudian Siti Hajar bersa’i (berlari kecil) dengan sa’inya orang yang bersemangat” (HR Bukhari) Akan tetapi, sesungguhnya Allah telah mempersiapkan karuniaNya yang tak terduga. Karunia yang akan menambah ridha dan keyakinannya kepada segala ketentuan Allah. Allah telah mengirim malaikat untuk mengibaskan sayapnya demi membuka mata air terbaik yang ada di dunia ini: air zam-zam.

5. Sederhana
Tatkala air zam-zam itu memancar dengan derasnya, maka Siti Hajar hanya mencawuk air itu untuk diisikan kedalam kantong air. Dalam kondisi yang tragis begitu, biasanya orang akan berlebihan dalam mengkonsumsi air, tapi tidak begitu dengan Siti Hajar. Beliau tidak tamak, tapi memanfaatkan sesuai dengan keperluannya, tidak berlebih-lebihan. Rasulullah

SAW sampai memuji sikap sederhana SitiHajar ini dalam sabdanya: “Semoga Allah melimpahkan rahmatNya kepada Ibunya Ismail. Seandainya dia meninggalkan zam-zam atau seandainya dia tidak mencawuk air zam-zam maka niscaya zam-zam tidak menjadi sumber mata air yang mengalir deras”.(HR.Bukhori) Begitulah di antara keteladanan Siti Hajar yang bisa kita contoh. Lima sifat yang dimiliki oleh Siti Hajar tersebut patut menjadi bagian dari diri kita saat menghadapi suasana sulit. Kita mesti tetap peduli, ridha, yakin, tegar dan sederhana dalam hidup kita. Semoga Allah memberi jalan terbaik untuk kita,untuk umat Islam di Indonesia khususnya dan umat Islam di seluruh dunia pada umumnya.Amiin

Senin, 04 Februari 2013

Berubah buat yang terbaik

Penulis : DW

Saat kapanpun duka ini akan mudah terkocak, untai kata kata yang membuat episode perjalanan hidup bagaikan sirna dengan seketika.
Seperti peribahasa mengatakan " rusak susu sebelanga karna nila setitik ".

Sumber sumber kekuatan seakan akan tidak mampu menegakkan benang yang terhasung lusuh, butuh sinar mentari yang mampu menghangatkan semua itu.

Kini sadarilah sinar mentari itu ada didalam setiap kita, mampukah sinar mentari itu menghangatkan. Butuh sebuah pengertian jauh lebih mendalam agar pabila sinar mentari itu ada akan berefek pada kehangatan.
Sulit dan mudah, tapi percayalah Allah maha membuka apa yang dikendaki hamba hamba Nya.
Teruslah memberi perhatia yang teramat besar, walau energi ini seakan habis. Menegakkan kembali benang yang lusuh, agar kehidupan akhir lebih menentramkan.

* Salam indah teruntuk istriku