Selasa, 27 September 2011

Perempuan Jalur Majemuk, Laki-laki Jalur Tunggal




Allan dan Barbara Pease menceritakan bahwa kebanyakan perempuan memiliki susunan otak yang membuatnya bisa menang berbicara dan menang mengomel dibanding semua lelaki. Bagian otak perempuan yang digunakan untuk berbicara dan berbahasa lebih banyak dibanding pada otak laki-laki.

Hal ini membuat dua sudut pandang yang berbeda. Di mata perempuan, laki-laki tampak tidak banyak bicara. Sedangkan di mata laki-laki, perempuan tampak tidak bisa diam. Menurut kaum perempuan, laki-laki banyak diam sampai hal-hal penting saja tidak dibicarakan. Menurut laki-laki, para perempuan terlalu banyak bicara, sampai hal-hal yang tidak penting pun diomongkan.
Otak perempuan memiliki susunan yang memungkinnya memiliki kemampuan “jalur majemuk”. Perempuan bisa bermain lempar empat atau lima bola sekaligus. Perempuan dapat menjalankan program komputer sambil berbicara di telepon dan mendengarkan pembicaraan kedua yang berlangsung di belakangnya; sambil minum secangkir teh hangat.

Perempuan dapat berbicara mengenai beberapa hal yang tidak berhubungan dalam satu percakapan, dan menggunakan lima jenis suara untuk mengganti pokok pembicaraan atau memberi tekanan pada suatu hal tertentu. Laki-laki hanya mampu mendengarkan tiga dari banyak suara tersebut, sehingga laki-laki sering kehilangan alur cerita pada waktu mendengarkan perempuan berbicara
“Jalur majemuk” dapat terjadi dalam satu percakapan.

Budi : Apakah Wulan akan datang pada pertemuan keluarga besok ?

Novi : Wulan bilang kemungkinan akan datang, tergantung kondisi order kue yang sekarang tengah menurun karena situasi ekonomi yang tengah labil. Sedangkan Dewi mungkin tidak datang karena Arya harus periksa ke dokter spesialis, bahkan Bambang tengah kehilangan pekerjaan, jadi dia sedang berusaha mencari pekerjaan baru, dan Sony tidak mendapatkan ijin cuti. Bosnya ketat sekali. Jadi Wulan bahkan mungkin datang lebih awal, supaya bisa mempersiapkan acara dan berbelanja berbagai keperluan, termasuk membelikan kado bagi pernikahan Ema. Mungkin sebaiknya kita nanti mengantar Wulan untuk……”

Budi : Apakah itu artinya “datang” atau “tidak” ?

Novi : Iya, tapi juga masih tergantung dengan kondisi Diana, apakah mobilnya bisa dipinjam atau tidak, karena semenjak mobil barunya dipakai Erik, Diana selalu mengeluhkan mobilnya yang tua dan sering masuk bengkel….. Bla bla bla…”

Budi merasa hanya bertanya sebuah pertanyaan sederhana, dan mestinya bisa dijawab ringkas dengan “datang” atau “tidak datang”. Bukankah sekedar bertanya, “Apakah Wulan akan datang pada acara pertemuan keluarga besok?” Mengapa jawabannya begitu panjang dan menghubungkan dengan banyak orang serta banyak kondisi yang tidak ditanyakan ?
Yang ditanyakan Budi hanya soal Wulan, namun Novi menjawab dengan menyebut tujuh nama orang lainnya, dengan beraneka topik yang menyertainya.



Sementara otak laki-laki tersusun dalam bentuk “jalur tunggal”. Rata-rata kaum lelaki hanya bisa memusatkan perhatian pada satu hal pada satu saat. Jika seorang perempuan mengajak bicara laki-laki yang tengah menyetir mobil di jalan melingkar, jalan keluar akan terlewatkan olehnya, dan laki-laki ini akan menyalahkan perempuan karena berbicara.

Jika laki-laki tengah melaksanakan satu pekerjaan di kantor, ia tidak mau diganggu dengan diajak mengobrol. Begitu mengobrol, maka pekerjaan ditinggalkan. Bahkan saat menerima telepon, laki-laki cenderung mencari tempat yang sepi karena tidak mau diganggu suara lainnya.

Konon, banyak perempuan yang merasa bahwa hanya merekalah satu-satunya orang dewasa yang berpikiran sehat dalam keluarga. Mereka merasa, suami mereka berkelakuan seperti anak-anak. Sementara kaum laki-laki menganggap isteri mereka tidak bisa diajak diskusi ilmiah dan rasional, sehingga kadang suami merasa malu jika mendengar isterinya berbicara di depan orang banyak.

Sudahlah. Ini kan natural. Jangan saling heran dengan pasangan anda. Mengerti perbedaan harus membuat suami dan isteri semakin bisa menerima satu dengan yang lainnya. Tidak saling menyalahkan, tidak saling menjelekkan, namun berusaha selalu lebih mendekat kepada pasangan.

Bentuk dan struktur otaknya saja sudah beda, mau diapakan lagi. Terima saja apa adanya.
http://cahyadi-takariawan.web.id/?p=1671#comment-2745

Tidak ada komentar:

Posting Komentar