Selasa, 04 Mei 2010

Menulis Di Atas Pasir

pantai ule lee 2008 *pasca tsunami

Ini adalah sebuah kisah
tentang dua orang suami istri yang sedang berjalan melintasi gurun pasir.
Dî tengah
perjalanan, mereka bertengkar dan suaminya menghardik istrinya dengan sangat
keras.....
Istri yang kena
hardik, merasa sakit hati, tapi tanpa berkata-kata, dia menulis ϑî atas pasir :

HARI INI SUAMIKU MENYAKITI HATIKU

Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis dimana mereka
memutuskan untuk mandi.
Si Istri, mencoba berenang namun nyaris tenggelam dan berhasil diselamatkan suaminya.
Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya hilang dia menulis dî sebuah batu :

HARI INI SUAMIKU YG BAIK MENYELAMATKAN NYAWAKU

Suami bertanya
: “kenapa setelah saya melukai hatimu, kamu menulisnya dî atas pasir dan
sekarang kamu menulis dî atas batu ?”

Istrinya sambil
tersenyum menjawab :
“Ketika hal buruk terjadi, kita harus menulisnya dî atas pasir agar angin maaf datang berhembus dan
menghapus tulisan itu..
Dan bila sesuatu yang luar biasa diperbuat suamiku, aku harus memahatnya dî atas batu hatiku,
agar tidak bisa hilang tertiup angin.

Dalam hidup ini
sering timbul beda pendapat dan konflik karena sudut pandang yang berbeda. Terkadang
malah sangaat menyakitkan, Oleh karenanya cobalah untuk saling memaafkan
dan lupakan masalah lalu.
Yang terpenting dr pelajaran dî atas, adalah :
Belajarlah untuk selalu BISA MENULIS DI ATAS PASIR untuk semua hal yang
menyakitkan dan
selalu MENGUKIR DI ATAS BATU untuk semua KEBAIKAN ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar