Sabtu, 24 Juli 2010

Berkunjung ke Masjid Raya Baiturrahman

Berkunjung ke Aceh tidak lengkap rasanya kalo tidak melakukan sholat di Masjid Raya Baiturrahman.
Kali pertama saya berkunjung yaitu pada tahun 2004, 2 minggu setelah kejadian Tsunami pada saat itu, dan kali pertama itu juga pasca tsunami masjid dipergunakan kembali.
Saya pas melakukan sholat jum'at, sayang tidak ada dokumentasinya...maklum aja belum punya camera digital saat itu.

** Kunjungan kedua pada 2006




























** Kunjungan ke3, saat sholat Idul Fithri 2008

Jumat, 23 Juli 2010

Indahnya Candi Borobudur

Selebritis on vacation
Istriku bergaya di pelataran salah satu dari
Tujuh Keajaiban Dunia...Candi Borobudur





































Rabu, 21 Juli 2010

Sudahkah kita beriman?

Sudahkah kita beriman? Bagaimana cara mengetahui bahwa kita benar-benar telah beriman? Cara yang paling mudah dan sederhana untuk mengetahui bahwa kita benar-benar beriman adalah ketika kita tertimpa musibah, ujian atau cobaan apakah kita mampu mengembalikan segala urusan kepada Allah atau tidak? Jika kita mampu mengembalikan segala sesuatu yang menimpa kita, baik suka maupun duka datangnya dari Allah. Maka kita telah benar-benar beriman.

Ketika kita mampu berpegang teguh kepada keimanan kita kepada Allah niscaya kita merasakan manisnya iman. Dalam keadaan suka kita bersyukur dan di saat kita tertimpa musibah kita mampu bersabar. kemampuan untuk bersandar kepada Allah itulah yang disebut dengan benar-benar telah 'keimanan.' Tidak ada daya upaya apapun kecuali hanya kepada Allahlah kita bersandar dan Allah memudahkan segala urusannya. Sebagaimana Firman Allah yang berbunyi,

Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam segala urusannya (QS. Ath-Thalaq : 4).

Rasulullah juga menyampaikan tips agar kita bisa merasakan manisnya iman, sebagaimana sabdanya,

'Ada tiga perkara jika seseorang mampu melakukannya maka ia akan merasakan manisnya iman. Pertama, ia mencintai Allah dan rasulNya melebihi rasa cintanya kepada orang lain. Kedua, ia mencintai seseorang semata-mata karena Allah. Ketiga, ia sangat benci apabila kembali kepada kekufuran sebagaimana ia benci apabila dimasukkan ke dalam neraka.' (HR. Muslim).
posted by :agussyafii



http://agussyafii.blogspot.com

Selasa, 20 Juli 2010

Apapun ku lakukan

by;dendy
Tak seperti biasanya sang Ibu datang kerumahku dengan penuh harapan, yah beliau dengan penghasilan 300ribu sebulan hidup dijakarta tidaklah mudah. Membayar kontrakkan, anak sekolah dll......
"....................bu hargailah sepatu ini berapa aja" lirih suara sang ibu kepada istriku dengan penuh harapan. Soalnya besok anakku yang sekolah stm ini harus membeli buku. Dengan nada yang sedikit mengharap, " duh gimana yah, nanti saya coba tanyakan ke suami saya,"sambil agak berat.
Abi gimana nih......." sambil kepusingan istriku, maklum aja tanggal tua..pengeluaran udah pada pas semuanya. Lalu aku ambil uang dari dompetku, "ini ada nya segini, sambil menunjuk uang 50ribuan. Sekelebat istriku mengambil uang tersebut dan langsung memberikan kepada sang ibu tersebut. Terima kasih, terima kasih, sang ibu sangat bahagia...sekali.
Harapan doa-doa sang ibu yang terus ingin anak-anaknya sekolah menemui jalan...
Teruslah bersabar wahai Ibu...
-------

Senin, 19 Juli 2010

Dimana peran kita

by ; dendy
Hidup tanpa harus merasakan kesulitan atau cobaan adalah sangat sukar kita lepaskan dalam roda-roda kehidupan ini. Senang atau tidak akan terus berhadapan dengan diri kita. Alangkah sangat bijak dan cerdas sekali apabila semua kesulitan atau cobaan ini begitu indah kita nikmati. Ada sesuatu yang sangat kontras susah sekali bagi siapapun ketika seseorang yang miskin dalam kehidupannya, akan tetapi suasana dalam pancaran wajahnya tidak nampak sekali rona-rona kesulitan atau kepayahan.
Lantas, apakah kita bisa seperti itu……tentu jawabannya adalah bisa. Semua peran didunia ini adalah berpulang kepada diri kita sendiri. Mau kita apakah perasaan yang hinggap dalam kehidupan kita tentunya diri kitalah yang memainkan.

Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan Para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.

Apa yang kita miliki bersyukurlah

by;dendy
Allah telah menciptakan manusia dengan segala bentuk rupa serta fungsi panca inderanya, dengan modal itulah seharusnya manusia bersyukur. Namun terkadang semua pemberian Allah yang sempurna itu membuat kita lalai bahkan malah dipergunakan untuk mengundang orang untuk berbuat dosa.

“Katakanlah: "Dia-lah yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati". (tetapi) amat sedikit kamu bersyukur. ( Al Mulk : 23 )


Diantara sifat orang beriman adalah ketika mendapat berbagai kenikmatan, dia bersyukur kepada Dzat yang telah memberikan nikmat tersebut yaitu Allah. Dia ucapkan: "Alhamdulillaah, segala puji bagi Allah" dan ucapan yang sejenisnya.
Memang arti syukur sendiri adalah memuji kepada Dzat yang telah memberikan berbagai kenikmatan dan kebaikan.
Tapi cukupkah dengan hanya memuji melalui lisan semata?

Sebenarnya tidak cukup hanya dengan itu, karena betapa banyaknya orang yang memuji Allah dengan lisan-lisan mereka ketika mendapatkan nikmat tetapi bersamaan dengan itu tetap bergelimang dalam kemaksiatan.

Akan tetapi syukur itu mempunyai rukun-rukunnya yaitu tiga rukun. Dimana syukurnya seorang hamba berporos pada tiga rukun tersebut –yang tidak akan dinamakan syukur kecuali dengan terkumpul ketiga-tiganya- yaitu: pertama: mengakui nikmat tersebut dengan batin (di dalam hati); kedua: membicarakannya secara zhahir (yaitu lisan kita memuji Dzat yang telah memberikan nikmat dan menyebut-nyebut nikmat tersebut); dan ketiga: meminta bantuan dengan nikmat tersebut didalam melaksanakan ketaatan kepada Allah (artinya menggunakan nikmat tersebut untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah).

Maka kesimpulannya, syukur itu berkaitan dengan hati, lisan dan anggota badan. Adapun tugasnya hati adalah pertama: mengakui nikmat tersebut semata-mata datangnya dari Allah bukan dari yang lainnya walaupun sebabnya bisa jadi melalui teman, jual beli atau yang lainnya akan tetapi semuanya itu hanyalah sebab atau perantara dalam mendapatkan nikmat akan tetapi pada hahikatnya yang memberinya hanyalah Allah semata; dan kedua: mencintai Dzat yang telah memberikan nikmat tersebut demikian juga mencintai nikmat tersebut.

Adapun tugasnya lisan adalah memuji dan menyanjung Dzat yang telah memberikan nikmat tersebut. Sementara tugasnya anggota badan adalah menggunakan nikmat tersebut untuk mentaati Dzat yang kita syukuri (yaitu Allah Ta'ala) dan menahan nikmat tersebut jangan sampai digunakan untuk kemaksiatan kepada-Nya.

Dan sungguh Allah telah menggandengkan syukur dengan iman dan mengkhabarkan bahwasanya Dia tidak akan mengadzab makhluk-Nya apabila mereka bersyukur dan beriman kepada-Nya. Allah berfirman:

"Allah tidak akan menyiksa kalian, jika kalian bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui." (An-Nisaa`:147)

Allah juga mengkhabarkan bahwasanya orang-orang yang bersyukur adalah orang-orang yang khusus diberikan anugerah diantara hamba-hamba-Nya. Allah berfirman:

"Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang yang kaya) dengan sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang kaya itu) berkata: "Orang-orang semacam inikah diantara kita yang diberi anugerah oleh Allah kepada mereka?" (Allah berfirman): "Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)?" (Al-An'aam:53)

Mudah-mudahan Allah menjadikan kita tetap dalam kondisi menjadi orang-orang yang bersyukur, Amin ya Rabbal Alamin

Sabtu, 10 Juli 2010

Untuk GAZA......anakku!



by:dendy
Terlampau lelah kaki ku sudah melangkah, namun begitu semangatmu nak tak kenal lelah. Semangat menyuarakan ketidak adilan dunia dan ketidak berdayaan saudara-saudara kita. Langkah terus terayun diiringi pekik takbir dan yell……mari nah kita terus menyisihkan sedikit persaksian di mata Allah atas apa yang bisa kita berikan kepada saudara-saudaraku di GAZA.
Keringat bercucuran ditambah terik yang terus membayangimu, sekali lagi tak membuatmu mengeluh. Nak ini sekelumit….hentakan-hentakan yang menjadi penguat langkah-langkahmu kelak untuk membebaskan PALESTINA dari cengkraman Kera Yahudi Laknattulloh.
Suatu saat bukan abi yang berdiri disini, namun kamu nak……

Panggilan Suci



Lantang t'lah terdengar panggilan suci
Menyeru 'kan jiwa Muslim sejati
Sambut semangat membebaskan negeri
Panggilan suci bebaskan negeri

T'lah mengguntai angan kaum Yahudi
Bagai kera yang t'rus menjalin mimpi
Seolah kuasa kangkangi bumi
Nan tiada pernah kan termiliki
Berangan bagai miliki negeri


Rantai kedustaan tegas terpampang
Mengaku agung perkasa bak Tuhan
Tak pernah mengubah janji, Ar Rahman
Terlaknat Yahudi tiada ampun

Al-Aqsha ini jantung Palestina
Kiblat pertama jua nan mulia
Bagai jiwa nanbebas dan meredeka
Bagi Qudsi tak boleh kan terluka
Al-Aqsha, qudsi tegaknya negeri

Palestina negeri berkah bestari
Sehasta pun tak pantas ternodai
Dan api jihad kan berkobar pasti
Andai negeri ternista tercaci
Geliat Intifadhah mengguncang bumi

Batu terlontar tangan-tangan kecil
Senandung jihad dan pekikan takbir
Tiada pribadi yang bertopang tangan
Hancurkan penzhalim syahid tujuan
Bertumbah darah basahi bumi

Bentuk barisan berderap melangkah
Hai mujahid ikhlas 'tuk ridha Allah
Tiap langkahmu jadikanlah pasti
Sejengkal Palestina terbebasi
Majulah sambut panggilan suci

by : Izzatul Islam

Jumat, 09 Juli 2010

Kebahagian Tak Berujung

by;dendy
Kebahagian tak berujung...........itulah konsep yang harus dibangun oleh pasutri.
Kebahagian adalah implementasi dari keberagaman perbedaan yang dimiliki oleh siapapun dalam sebuah wadah kebersamaan.
Bingkai keluarga memang tak lain adalah mencari kebahagian, hanya Hati yang terpancar Iman itulah sebenarnya kebahagian. Materi apapun hanyalah pelengkap dan bukan menjadi syarat suatu kebahagian.
Semoga kebahagian ini berujung pada pertemuan di surga.

Selasa, 06 Juli 2010

6 Sumber kebahagian

Kebahagiaan diraih dengan :
1. Amal sholeh, Barang siapa yang mengerajakan amal sholeh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka sesungguhnya akan kami berikan kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami berikan balasan kepada mereka pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

2. Istri Sholeh, Dan orang-orang yang berkata,"Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati ( kami ), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.

3. Rumah yang luas, Dalam sebuah hadits Rasululloh berdoa; " Ya Allah, jadikan rumah kami terasa luas.

4. Penghasilan yang baik, Dalam sebuah hadits disebutkan ; Sesungguhnya Allah maha baik dan Dia tidak menerima kecuali yang baik-baik.

5. Akhlak yang baik penuh kasih sesama, Dan dia menjadikan Aku seorang yang diberkati dimana saja Aku berada, dan dia memerintahkan kepadaku ( mendirikan ) sholat dan ( menunaikan ) zakat selama Aku hidup.

6. Terhindar dari himpitan hutang dan sifar boros, Dan orang-orang yang apabila membelanjakan ( harta ) mereka tidak berlebihan, dan tidak ( pula ) kikir, dan adalah ( pembelanjaan itu ) ditengah-tengah antara yang demikian.

by;dendy ( disalin dari buku nasihat orang2 cerdik pandai )

Sabtu, 03 Juli 2010

Kerasnya kehidupan dunia

by; dendy
Jadilah engkau hidup di dunia seperti orang asing atau musafir (orang yang bepergian)
.”

Demikian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berpesan pada Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhu (HR. Al-Bukhariy no.6416)

Hadits tersebut tidak asing ditelinga kita, suatu pelajaran yang sangat berarti seandainya saja kaum muslimin memahami esensi suatu kehidupan.

Diperjalanan kehidupan inilah seluruh anak adam mengalami berbagai fluktuasi kejadian-kejadian yang memungkinkan mereka pada jalan yang lurus atau yang menyimpang.

Dan Allah Azza wa Jalla mengingatkan kepada kita semua dalam firmanNYA;

Sesungguhnya mereka menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak memedulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat. (QS. Al Insaan, 76: 27)

Sungguh menyesalan itu adalah bagian dari jejak rekam yang terkadang membuat sebagian anak adam membalikkan rotasi kehidupannya.

Lihatlah sosok Sang Khalifah Umar Bin Khattab radhiyallohu anhu, berawal dari sisi kehidupan yang kelam mencekam dan diperjalanan hidupnya mendapatkan hidayah yang menjadikan Beliau sosok yang dihormati.

"Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu..." (Qur'an, 35:5)